****** " he-NING ngePURing dino kang maWANti-wanTI " ******

Translate

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Tuhan Bersemayam Dalam Diri

Minggu, 04 Desember 2011

Ada sebuah ungkapan dalam BAhasa Arab yang sangat populer dikalangan para sufi yang berbunyi :

" Barang siapa sudah mengenal dirinya maka sungguh ia sudah mengenal Tuhanya maka sesungguhnya ia sudah mengenal rahasia ( diri)-Nya "

Bagi sebagian orang,ungkapan diatas merupakan hadist atau sabda Nabi Muhammad SAW. .Namun bagi sebagian yang lain ,ungkapan ini adalah sekedar kata - kata bijak semata, yang dipopulerkan oleh para ahli tasawuf.saya sendiri tidak terlalu mempersoalkan sumber ungkapan tersebut .Namun yang pasti didalamnya terkandung makna yang luar biasa dalam.
Seseorang yang telah mengenal dirinya ,yakni sudah mengenal hakikat diri atau jati dirinya ,pastilah ia sudah mengenal tuhannya .kata yang dipakai untuk menyebut " tuhan " disini adalah Rabb,yang bermakna Tuhan SAng  Pencipta. Jadi,untuk mengenal Tuhan harus dimulai dengan mengenal tentang awal penciptaan atau asal - muasal diri sendiri terlebih dahulu.

Kita sering mendengar kisah orang yang mengembara untuk mencari kebenaran .ia pergi kepuncak gunung,bertapa digoa keramat, menjelajah ke penjuru bumi ,keluar masuk negeri menahan letih ,lapar dan dahaga semua itu dilakukan untuik bertemu tuhannya ,Namun Tuhan yang ia cari tak kunjung ditrmukan .Ahirnya sampailah ia disuatu kesadaran bahwa Tuhan bersemayam tak juah dari dirinya .Ternyata Tuhan yang dicarinya kesana - kemari berada sangat dekat dari dirinya ,Dia ada didalam diri, Coba kita perhatikan firman Alloh berikut ini :


Dan Sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya,dan kami lebih dekat kepadanya dari pada urat lehernya" (QS Qaaf[50]:16)

Urat leher berada dalam leher,ia merupakan bagian dari tubuh kita ,bahkan teramat istimewa karena terletak dibagian dalam yang terlihat oleh mata ,ia juga berperan vital sebagai alur penopang kehidupan manusia atau mahluk hidup bernyawa lainnya. kita lihat saja menyembelih ayam,seseorang harus memutus urat leher untuk memeastikan kematiannya,demikian pula dengan hewan hewan lainnya seperti kambing,sapi,lembu,dan lainnya. tak terkecuali manusia. kematian mahluk hidup itu ditentukan oleh putusnya urat leher.
Dari ayat diatas kita bisa mengambil pelajaran bahwa Tuhan teramat dekat dengan kita,bahkan lebih dekat dari jasmani kita . Jasmani ini hanya titipan ,yang kita pakai saat menjadi manusia Bumi .Tuhan lebih dekat dari barang titipan tersebut.dia tetap eksis meskipun jasmani kita sudah lepas dan hancur menyatu dengan bumi. Kita bayangkan sendiri betapa dekatnya Dia!

Tuhan juga berfirman dalam hadis Qudsi :
                
" Alam semesta tak mampu menampung diri_Ku,hanya Hati orang Muslimlah yang mampu menampung-Ku"

Ya,jelas bukan? Tuhan hadir dan bersemayam dalam setiap Hati orang beriman.Dia tidak mungkin turun langsung ke Bumi karena terlalu Sucin-Nya Dia.
Dikisahkan ,suatu ketika Nabi Musa As penasaran ingin bertemu dan melihat Alloh SWT secara langsung dengan mata kepala.Hal ini dilakukanya atas desakan umatnya ,yakni kaum yahudi. Sosok-sosok umat nabi Musa As. ketika itu merupakan gambaran -gambaran manusia-mansia matrealistis ,yang selalu berpedoman pada hal - hal yang terlihat oleh mata kasar. Di luar itu dianggapnya sebagai khayal,sesuatu yang membodohkan akal.MAka Tuhan pun diasumsikannya sebagai bagian dari material yang dapat diketahui keberadaan-Nya dengan Indra. Alloh SWT memberi jawaban kepada nabi musa as,bahwa hal itu tak mungkin dilakukan.kalaupun dipaksa bisa berakibat fatal.untuk melihat alloh bukan menggunakan mata jasmani tapi menggunakan mata hati.namun kaum nabi musa as saat itu masih mengandalkan ukuran material dan tak kendur membujuk nabinya.Hingga nabi Musa as terus memohon dan merengek kepada Alloh untuk dapat melihat-Nya dengan mata kepala sendiri,seperti apa wujud Tuhan.
Ahirnya Alloh SWT mengabulkan keinginan kekasih-Nya tersebut.disuruhnya nabi musa as pergi ke bukit Tursina.disana ia disuruh bersiap diri,menatap sebuah gunung dan menanti kejadian apa yang akan dilihatnya nanti.kemudian Tuhan menampakkan diri dalam wujud Nur.ya hanya Nur (cahaya)saja.gempa menggema diselingi kilatan-kilatan cahaya maha dahsyat.Rupanya tubuh nabi musa as telah dilindungi dengan Nur-Nya hingga dia terhindar dari kemusnahan.sontak nabi musa as bersimpuh memohon ampun setelah tersadar dari pingsannya ,hatinya terbuka dalam menerima pencerahan spiritual.sadarlah ia bahwa alam jasmani amatlah rapuh ,meski selalu menggoda.sementara hati manusia merupakan singgasana maha luas tiada batas. Disanalah tuhan bersemayam.
Dari penjabaran dari firman alloh SWT itu kita bisa menyadari bahwa untuk mncari Tuhan tidak perlu jauh-jauh,cukup di dalam diri.kalau pun seseorng harus menempuh jalan pengembaraan,tanpa brata melakukan hidup prihatin,dan laku sepiritual atau iibadah yang melelahkan;semua itu tiada lain tuntuk melepaskan diri dari perangkap jasmani yang selalu mengajak ke arah kiri (kesesatan).Para sufi mengatakan, "jasmani adalah hijab (dinding) yang paling tebal untuk dapat melihat Allah SWT".Selain itu,jasmani memiliki kecenderungan untuk condong pada kejahatan,sebagai firman-Nya:

"dari kejahatan apa saja yang telah ia ciptakan" (QS al-Falaq [113]:2)

Jika kita tidak mampu mengatasi dan mengendalikan jasmani,dengan kata lain kita sudah berhasil memperbudaknya dan bukannya kita yang diperbudak olehnya,maka kita akan memasuki kesadaran rohani.hati kita menjadi hidup dan akal kita bercahaya.didalam hati yang hidup inilah Tuhan hadir dan bersemayam disana.seseorang yang hatinya dipenuhi dzikir dan akalnya disinari ilmu ketuhanan,ia merasa bahwa dirinya menjadi ghaib (tidak ada),tenggelam dimahakeadaan Tuhan,sebagaimana firmannya dalam hadis Qudsi:

"orang-orang yang dekat dengan-Ku,ia tidak hanya melaksanakan apa yang aku wajibkan kepadanya.malah hamba tersebut merasa dekat kepada-Ku dengan melaksanakan amal -amal tambahan hingga akupun mencintainya.Jika aku sudah mencintainya maka aku menjadi pendengarannya yang dengan itulah dia mendengar,aku menjadi penglihatannya yang dengan itulah dia melih,aku menjadi lidahnya yang dengan itulah dia berkata - kata,aku menjadi tangannya yang dengan itulah dia memegang ,aku menjadi kakinya yang dengan itulah dia berjalan,aku menjadi hatinya yang dengan itulah dia bercita2" (HR.Imam Bukhori)

Inilah Tuhan yang selama ini kita cari,ternyata dia bukan sekedar tulisan ALLOH,atau sekedar bacaan "Nama-Nya" yang kita dengungkan sehari-hari,bukan pula sosok gaib yang ditunjukkan ke arah atas oleh jjemari orang yang sedang berdoa.semua itu sekedar simbol.ternyata Alloh SWT bersemayam didalam hati kita masing - masing manakala kita menghadirkaNya dengan Dzikir dengan amalan amalan yg telah di tununkan Nabi Muhammad SAW.

baiklah, tahapan pengenalan Tuhan telah terkupas sudah,namun rasanya kita sudah melangkah ke pemahaman yang agak jauh.ada kalanya kita melihat diri kita secara bertahap terlebih dahulu,untuk mengantarkan pengenalan terhadap Tuhan.
Anda saya ajak untuk menelaah unsur - unsur serta asal usul pada bab - bab selanjutnya.

0 komentar:

Posting Komentar